View Full Version : Erotisme Dangdut
GI-JOE
10-12-2007, 11:12
:hmmm:
Saya bukan penggemar dangdut lho..... %peace%
ini murni pemikiran dan keresahan saya terhadap potensi budaya kita.
Salah satu potensi budaya kita adalah Dangdut.
Mungkin lagu dangdut adalah salah satu khasanah budaya kita yg bisa "menjual" dari sisi Tourism.
Namun akhir-akhir ini, objek itu melenceng dari budayanya sendiri.
Dangdut menjadi ajang Erotisme.
Tak ubahnya Porno aksi yang di legalkan.
Bahkan pelakunya adalah Artis Nasional.
Kalibernya nggak ketulungan Erotismenya.
Saya kira kita harus semakin waspada.
Lagu Dangdut dahulu bisa menjadi salah satu unsur dakwah.
Setidaknya pernah diupayakan oleh Roma Irama. Si Raja Dangdut.
Tapi kini Dangdut menjadi salah satu Panah Iblis.
Jangankan nonton klip-nya...... waduh.... pedes mata.... :o
Mendengar liriknya pun akan memunculkan imej Erotis, mendesah, dan "bau" Rangsangan Seksual.
Tak ubahnya mantera-2 iblis.
MEski itu tidak sengaja sih............
Ya..... kadang di angkot.... tetangga yg nyetel musik....... dll.
Fuih...... ancur dan zaman......
Yaa.... Allah.... mo di apain nih generasi...... :'(
Saya bukan penggemar dangdut lho..... %peace%
ini murni pemikiran dan keresahan saya terhadap potensi budaya kita.
Salah satu potensi budaya kita adalah Dangdut.
Mungkin lagu dangdut adalah salah satu khasanah budaya kita yg bisa "menjual" dari sisi Tourism.
Namun akhir-akhir ini, objek itu melenceng dari budayanya sendiri.
Dangdut menjadi ajang Erotisme.
Tak ubahnya Porno aksi yang di legalkan.
Bahkan pelakunya adalah Artis Nasional.
Kalibernya nggak ketulungan Erotismenya.
Saya kira kita harus semakin waspada.
Lagu Dangdut dahulu bisa menjadi salah satu unsur dakwah.
Setidaknya pernah diupayakan oleh Roma Irama. Si Raja Dangdut.
Tapi kini Dangdut menjadi salah satu Panah Iblis.
Jangankan nonton klip-nya...... waduh.... pedes mata.... :o
Mendengar liriknya pun akan memunculkan imej Erotis, mendesah, dan "bau" Rangsangan Seksual.
Tak ubahnya mantera-2 iblis.
MEski itu tidak sengaja sih............
Ya..... kadang di angkot.... tetangga yg nyetel musik....... dll.
Fuih...... ancur dan zaman......
Yaa.... Allah.... mo di apain nih generasi...... :'(
Ahazveroz
10-12-2007, 11:18
terkadang kita mengorbankan yang haq hanya demi kata toleransi
ada begitu banyak budaya yang ditoleransi islam ketika masuk bumi nusantara
ada juga yang tidak
dan menurut pandangan saya
dangdut ini merupakan budaya merusak yang menggerogoti masyarakat
liat aja sisi liriknya yang syarat syahwat dan kecintaan dunia
liat aja penyanyinya yang umumnya wanita dengan kewajiban pakaian ketat tiap manggung
liat bagaimana penikmatnya berjoged-joged ria melupakan waktu dan kewajiban untuk sekedar mengikuti konser yang kadang berjalan sampai berjam-jam
Budaya dan Agama bukanlah sesuatu yang mustahil untuk berjalan paralel
tapi apa jadinya ketiga agama dikesampingkan demi menjunjung tinggi benda abstrak sarat maksiat
bernama budaya berbentuk dangdut
ada begitu banyak budaya yang ditoleransi islam ketika masuk bumi nusantara
ada juga yang tidak
dan menurut pandangan saya
dangdut ini merupakan budaya merusak yang menggerogoti masyarakat
liat aja sisi liriknya yang syarat syahwat dan kecintaan dunia
liat aja penyanyinya yang umumnya wanita dengan kewajiban pakaian ketat tiap manggung
liat bagaimana penikmatnya berjoged-joged ria melupakan waktu dan kewajiban untuk sekedar mengikuti konser yang kadang berjalan sampai berjam-jam
Budaya dan Agama bukanlah sesuatu yang mustahil untuk berjalan paralel
tapi apa jadinya ketiga agama dikesampingkan demi menjunjung tinggi benda abstrak sarat maksiat
bernama budaya berbentuk dangdut
danysyahban
10-12-2007, 13:05
Assalamu'alaikum
Salah satu potensi budaya kita adalah Dangdut.
Mungkin lagu dangdut adalah salah satu khasanah budaya kita yg bisa "menjual" dari sisi Tourism.
Harusnya potensi itu diberikan tanda kutip " ". :)
Potensi seperti apa yg sebenernya terjadi dengan dangdut sekarang ini.
Dangdut erotis karena seiring dengan peralihan periode artist itu sendiri.
Perkembangan musik dan fashion juga ikut serta.
Namun akhir-akhir ini, objek itu melenceng dari budayanya sendiri.
Dangdut menjadi ajang Erotisme.
Tak ubahnya Porno aksi yang di legalkan.
Bahkan pelakunya adalah Artis Nasional.
Kalibernya nggak ketulungan Erotismenya.
Pas zaman-zamannya Iis Dahlia and Kamelia Malik saya rasa dangdut sama aja kayak pop.
Dilihat dari cara berbusana mereka masih sopan-sopan dan lirik lagunya gak jauh2 tentang roman.
Cuman yg beda sekarang musik dangdut di Mix dengan lagu Techno, House, dan laen-laen.
Sehingga musik tersebut Beatnya lebih terasa.
Nah, klo orang udah dikasih musik ngeBeat pasti bawaanya jogad-joged, liak-liuk kayak cacing kepanasan,
senggal-senggol kayak bebek ditambah liriknya yg mudah dicerna oleh orang awam sekalipun.
Erotisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1992) didefinisikan sebagai (1) keadaan bangkitnya nafsu birahi; (2) keinginan akan nafsu seks secara terus menerus. Sedangkan di dalam bahasa Inggris (The American Heritage Dictionary 1985), eroticism didefinisikan sebagai (1) an erotic quality or theme; (2) sexual excitement; (3) abnormally persistent sexual excitement. Dari tiga definisi dalam bahasa Inggris, definisi (2) dan (3) sesuai dengan apa yang ada dalam KBBI. Pada definisi (1) terkandung sifat dan tema erotis atau erotic yang berarti (1) of or concerning sexual love and desire; (2) tending to arouse sexual desire; (3) dominated by sexual love or desire.
Kalo sekarang saya kaitkan dengan lagu2 dangdut yg ada adegan syur and menonjolkan aurat.
Sepertinya benar-benar "pemicu" timbulnya nafsu birahi. Klopun tidak, berarti tidak normal orang tersebut. :jaim:
Malah lirik dan tarian dangdut tersebut, seakan-akan jadi "komoditas" yg menguntungkan bagi kalangan pihak. :toe:
Meski dangdut itu adalah salah satu "potensi" budaya kita.
Setidaknya harus ada filter ato kalangan yg terkait.
Klopun emang filter itu tidak bekerja efektif, ujung2nya kembali ke lingkungan kita sendiri.
Saya kira kita harus semakin waspada.
Lagu Dangdut dahulu bisa menjadi salah satu unsur dakwah.
Setidaknya pernah diupayakan oleh Roma Irama. Si Raja Dangdut.
Tapi kini Dangdut menjadi salah satu Panah Iblis.
Setuju..... :)
Gimana nggak, bukannya sekarang Inul masih "riang gembira" dengan Jurus Ngebornya ke seluruh dunia.
Malahan saya anggap dia adalah "pionir" dalam hal bergoyang.
Sekarang kan ada cabang-cabang dari ngebor itu sendiri, ada Ngecor, Patah-patah, Kayang, dll. :toe:
Yaa.... Allah.... mo di apain nih generasi...... Hiks..
Klo dari saya sendiri, berikan pemahaman yg luas mengenai unsurnya erotismenya.
Biar masyarakat bisa memilih mana yang baik dan bathil, gak semua dangdut jelek.
Dakwah kita tidak nya sekedar tausyiah ato khubah jum'at aja.
Karena kondisi sosial masyakat kita butuh perjuangan yg berat untuk kesana dan orang2 seperti Anda. :)
Wallahua'lam....
Wa'alaikum salam....
Salah satu potensi budaya kita adalah Dangdut.
Mungkin lagu dangdut adalah salah satu khasanah budaya kita yg bisa "menjual" dari sisi Tourism.
Harusnya potensi itu diberikan tanda kutip " ". :)
Potensi seperti apa yg sebenernya terjadi dengan dangdut sekarang ini.
Dangdut erotis karena seiring dengan peralihan periode artist itu sendiri.
Perkembangan musik dan fashion juga ikut serta.
Namun akhir-akhir ini, objek itu melenceng dari budayanya sendiri.
Dangdut menjadi ajang Erotisme.
Tak ubahnya Porno aksi yang di legalkan.
Bahkan pelakunya adalah Artis Nasional.
Kalibernya nggak ketulungan Erotismenya.
Pas zaman-zamannya Iis Dahlia and Kamelia Malik saya rasa dangdut sama aja kayak pop.
Dilihat dari cara berbusana mereka masih sopan-sopan dan lirik lagunya gak jauh2 tentang roman.
Cuman yg beda sekarang musik dangdut di Mix dengan lagu Techno, House, dan laen-laen.
Sehingga musik tersebut Beatnya lebih terasa.
Nah, klo orang udah dikasih musik ngeBeat pasti bawaanya jogad-joged, liak-liuk kayak cacing kepanasan,
senggal-senggol kayak bebek ditambah liriknya yg mudah dicerna oleh orang awam sekalipun.
Erotisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1992) didefinisikan sebagai (1) keadaan bangkitnya nafsu birahi; (2) keinginan akan nafsu seks secara terus menerus. Sedangkan di dalam bahasa Inggris (The American Heritage Dictionary 1985), eroticism didefinisikan sebagai (1) an erotic quality or theme; (2) sexual excitement; (3) abnormally persistent sexual excitement. Dari tiga definisi dalam bahasa Inggris, definisi (2) dan (3) sesuai dengan apa yang ada dalam KBBI. Pada definisi (1) terkandung sifat dan tema erotis atau erotic yang berarti (1) of or concerning sexual love and desire; (2) tending to arouse sexual desire; (3) dominated by sexual love or desire.
Kalo sekarang saya kaitkan dengan lagu2 dangdut yg ada adegan syur and menonjolkan aurat.
Sepertinya benar-benar "pemicu" timbulnya nafsu birahi. Klopun tidak, berarti tidak normal orang tersebut. :jaim:
Malah lirik dan tarian dangdut tersebut, seakan-akan jadi "komoditas" yg menguntungkan bagi kalangan pihak. :toe:
Meski dangdut itu adalah salah satu "potensi" budaya kita.
Setidaknya harus ada filter ato kalangan yg terkait.
Klopun emang filter itu tidak bekerja efektif, ujung2nya kembali ke lingkungan kita sendiri.
Saya kira kita harus semakin waspada.
Lagu Dangdut dahulu bisa menjadi salah satu unsur dakwah.
Setidaknya pernah diupayakan oleh Roma Irama. Si Raja Dangdut.
Tapi kini Dangdut menjadi salah satu Panah Iblis.
Setuju..... :)
Gimana nggak, bukannya sekarang Inul masih "riang gembira" dengan Jurus Ngebornya ke seluruh dunia.
Malahan saya anggap dia adalah "pionir" dalam hal bergoyang.
Sekarang kan ada cabang-cabang dari ngebor itu sendiri, ada Ngecor, Patah-patah, Kayang, dll. :toe:
Yaa.... Allah.... mo di apain nih generasi...... Hiks..
Klo dari saya sendiri, berikan pemahaman yg luas mengenai unsurnya erotismenya.
Biar masyarakat bisa memilih mana yang baik dan bathil, gak semua dangdut jelek.
Dakwah kita tidak nya sekedar tausyiah ato khubah jum'at aja.
Karena kondisi sosial masyakat kita butuh perjuangan yg berat untuk kesana dan orang2 seperti Anda. :)
Wallahua'lam....
Wa'alaikum salam....
sya
10-12-2007, 14:00
mungkin maksud TS, dangdut memang awalnya potensi bangsa kita, bukan "potensi". beliau contohkan juga sisi positif dangdut itu...mungkin, benar, sekarang orang-orang seperti TS dan dany dibutuhkan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang menyatakan "dangdut adalah sarana melepas lelah yang paling tepat....terutama bagi kalangan menengah bawah"
triosakti
10-12-2007, 14:31
hmm.... that's why saya benci ama yang namanya musik dangdut
karena dangdut sekarang ini kebanyakan ya kayak gitu...
liriknya cabul..
jogetannya cabul..
pokoknya serba gitu lah..
merusak...
padahal dangdut adalah musik yang "kadung" merakyat
karena dangdut sekarang ini kebanyakan ya kayak gitu...
liriknya cabul..
jogetannya cabul..
pokoknya serba gitu lah..
merusak...
padahal dangdut adalah musik yang "kadung" merakyat
kurnia_saputra
10-12-2007, 14:39
Yah... itulah zaman yg sekarang udah edan
Padahal dulu2 lirik musik dangdut itu ga ada yg cabul, membangkitkan erotisme, dan penyanyinya ga ada yg mendesah-desah yang bisa membangkitkan pikiran "macam-macam". Tapi sekarang ? ancurr..... :mandir:
Eh... begitu ummat Islam berdemo tentang hal ini, para seniman malah menolak hal demonstrasi tsb dgn dalih itu sama saja meng kerangkeng kebebasan berkesenian. Pertanyaan dari ane pribadi, kebebasan berkesenian yg bagaimana ? apakah dgn berbaju ketat, berjoget dgn begitu liarnya, dn penanyinya mensedah-desah bisa dibilang berkesenian ??
Padahal dulu2 lirik musik dangdut itu ga ada yg cabul, membangkitkan erotisme, dan penyanyinya ga ada yg mendesah-desah yang bisa membangkitkan pikiran "macam-macam". Tapi sekarang ? ancurr..... :mandir:
Eh... begitu ummat Islam berdemo tentang hal ini, para seniman malah menolak hal demonstrasi tsb dgn dalih itu sama saja meng kerangkeng kebebasan berkesenian. Pertanyaan dari ane pribadi, kebebasan berkesenian yg bagaimana ? apakah dgn berbaju ketat, berjoget dgn begitu liarnya, dn penanyinya mensedah-desah bisa dibilang berkesenian ??
MATRIX
10-12-2007, 14:42
yah, namanya aja dah deket akhir zaman bro mau diapain lagih :mewe:
Kencang Perangin2
10-12-2007, 20:34
ha;ah..
dari zaman baheula yang kaya gituan mah di Indon juga dah ada bro...
dari yang namnya Tayub..Ledek..ampe goyang jaipong karawang lebih "ganas" daripada goyang dangdut sekarang..
cuman bedanya jaman daulu..
yang kaya gituan cuman ada di kampung terutama daerah pantura..
dan gak dixpose habis2an kaya sekarang...
maklum zaman Orde baru... ::)
dari zaman baheula yang kaya gituan mah di Indon juga dah ada bro...
dari yang namnya Tayub..Ledek..ampe goyang jaipong karawang lebih "ganas" daripada goyang dangdut sekarang..
cuman bedanya jaman daulu..
yang kaya gituan cuman ada di kampung terutama daerah pantura..
dan gak dixpose habis2an kaya sekarang...
maklum zaman Orde baru... ::)
Fatim4h az zahra
11-12-2007, 04:58
dakuw gak suka dangdut
alasanya simple
-music dangdut sekarang beda dgn dulu
lirik lagu jaman dulu kata katanya sopan gak seperti jaman saiki kata katanya agak hot :toe:
-dangdut sekarang kerap dgn joget yg bikin saya pribadi seorang akhwat saja sebel dgn jogetan yg mengundang................. :toe:
sy suka music tapi untuk menyukai dangdutan sekarang kayknya never dech :)
alasanya simple
-music dangdut sekarang beda dgn dulu
lirik lagu jaman dulu kata katanya sopan gak seperti jaman saiki kata katanya agak hot :toe:
-dangdut sekarang kerap dgn joget yg bikin saya pribadi seorang akhwat saja sebel dgn jogetan yg mengundang................. :toe:
sy suka music tapi untuk menyukai dangdutan sekarang kayknya never dech :)
GI-JOE
11-12-2007, 09:41
Setidaknya ini menjadi satu tambahan tantangan bagi Dakwah.
bY-U
11-12-2007, 15:58
truz, langkah riilnya gimana? ???
kurnia_saputra
11-12-2007, 16:10
Kalo ditanya langkah riilnya gimana ?
Mulai dari diri sendiri dulu (pribadi, keluarga, sanak saudara/kerabat), karena sangat sulit kalau harus langsung berdakwah ke masyarakat. Alih-alih ingin meluruskan yang salah, kitanya malah dimusuhi dan dianggap sok alim :toe:
Karena begitulah kenyataannya...
Mulai dari diri sendiri dulu (pribadi, keluarga, sanak saudara/kerabat), karena sangat sulit kalau harus langsung berdakwah ke masyarakat. Alih-alih ingin meluruskan yang salah, kitanya malah dimusuhi dan dianggap sok alim :toe:
Karena begitulah kenyataannya...
danysyahban
11-12-2007, 16:46
Kalo ditanya langkah riilnya gimana ?
Akhi kok lupa ketemu ukhtinya dimana?
Menikah menurut ane adalah salah satu langkah yang riil dan akhi sedang melakukannya :).
Kan sekarang akhi sudah insya Allah sudah mempunyai "teman sejati".
Mulai dari diri sendiri dulu (pribadi, keluarga, sanak saudara/kerabat), karena sangat sulit kalau harus langsung berdakwah ke masyarakat. Alih-alih ingin meluruskan yang salah, kitanya malah dimusuhi dan dianggap sok alim :toe:
Karena begitulah kenyataannya...
Memang ane juga sulit untuk memisahakan "potensi" dangdut ini di masyarakat.
Ane juga gak menutup mata, apa lagi kemaren tuh lagunya TiTi Kamal yg Jablay.
Anek kecilpun hapal banget.
Dan yg menurut ane, ironisnya ada Ustadz memakai lirik itu untuk membuat Nasyid. :D
Seharusnya akhi terbilang "beruntung" dari pihak keluarga mengerti akan hal2 yg bathil.
Ane sendiri terus terang banyak kekurangannya, belum bisa seperti akhi tapi setidaknya ada pemikiran yg harus dikerjakan.
Maka dari itu akhi, dari sedikit usaha yg akhi lakukan adlah langkah yg besar dari masyarakat kita.
Wallahua'alam
Wassalamu'alaikum
Akhi kok lupa ketemu ukhtinya dimana?
Menikah menurut ane adalah salah satu langkah yang riil dan akhi sedang melakukannya :).
Kan sekarang akhi sudah insya Allah sudah mempunyai "teman sejati".
Mulai dari diri sendiri dulu (pribadi, keluarga, sanak saudara/kerabat), karena sangat sulit kalau harus langsung berdakwah ke masyarakat. Alih-alih ingin meluruskan yang salah, kitanya malah dimusuhi dan dianggap sok alim :toe:
Karena begitulah kenyataannya...
Memang ane juga sulit untuk memisahakan "potensi" dangdut ini di masyarakat.
Ane juga gak menutup mata, apa lagi kemaren tuh lagunya TiTi Kamal yg Jablay.
Anek kecilpun hapal banget.
Dan yg menurut ane, ironisnya ada Ustadz memakai lirik itu untuk membuat Nasyid. :D
Seharusnya akhi terbilang "beruntung" dari pihak keluarga mengerti akan hal2 yg bathil.
Ane sendiri terus terang banyak kekurangannya, belum bisa seperti akhi tapi setidaknya ada pemikiran yg harus dikerjakan.
Maka dari itu akhi, dari sedikit usaha yg akhi lakukan adlah langkah yg besar dari masyarakat kita.
Wallahua'alam
Wassalamu'alaikum
GI-JOE
11-12-2007, 17:48
mungkin maksud TS, dangdut memang awalnya potensi bangsa kita,
Ya. Dangdut adalah bagian dari budaya bangsa kita. Dulu.
Saya pernah suatu ketika melakukan perjalanan dari Bandung ke Jogja. Bermula dari Jl. Ambon Bandung naik Bus Kramat Jati. Pas melintas di Puncak sang sopir menyetel musik dangdut. Seingat saya itu lagunya Evi Tamala
"....Selamat malam duhai kekasih....." [ga apal terusannya....]
Nah, lagu itu memang bernuansa romatika sepasang kekasih. [ kesan saya ]
Namun lirik lagunya tidak mengundang syahwat.
Suara biduannya pun tidak mendesah, merangsang syahwat.
Saya terkesan sekali. Sehingga saya dibuai lamunan ..... ah.. nikmatnya pas sampai dirumah..
.... disambut istri tercinta .... ada segelas kopi..... senyuman manisnya..... hmmm....
akhirnya saya terlelap tidur. Dan perjalanan itu memang malam hari.
Nah, Nasyid pun ada yg bernuansa sama.
"Duhai kekasih hati.... kugubahkan nasyid ini....." [lirik milik SP]
"Selama ini kumencari-cari......" [brothers]
Nuansa romantika tidak ditolak oleh Islam. Namun pengemas secara sopan dan beradab bisa menjadikan musyik itu memiliki kesejukan dan kesan yg baik. Tidak binal dan liar.
Nah, bisakah dangdut kini berulang seperti itu.....?
Ya. Dangdut adalah bagian dari budaya bangsa kita. Dulu.
Saya pernah suatu ketika melakukan perjalanan dari Bandung ke Jogja. Bermula dari Jl. Ambon Bandung naik Bus Kramat Jati. Pas melintas di Puncak sang sopir menyetel musik dangdut. Seingat saya itu lagunya Evi Tamala
"....Selamat malam duhai kekasih....." [ga apal terusannya....]
Nah, lagu itu memang bernuansa romatika sepasang kekasih. [ kesan saya ]
Namun lirik lagunya tidak mengundang syahwat.
Suara biduannya pun tidak mendesah, merangsang syahwat.
Saya terkesan sekali. Sehingga saya dibuai lamunan ..... ah.. nikmatnya pas sampai dirumah..
.... disambut istri tercinta .... ada segelas kopi..... senyuman manisnya..... hmmm....
akhirnya saya terlelap tidur. Dan perjalanan itu memang malam hari.
Nah, Nasyid pun ada yg bernuansa sama.
"Duhai kekasih hati.... kugubahkan nasyid ini....." [lirik milik SP]
"Selama ini kumencari-cari......" [brothers]
Nuansa romantika tidak ditolak oleh Islam. Namun pengemas secara sopan dan beradab bisa menjadikan musyik itu memiliki kesejukan dan kesan yg baik. Tidak binal dan liar.
Nah, bisakah dangdut kini berulang seperti itu.....?
GI-JOE
12-12-2007, 08:16
Ralat --- %peace%
maksute saya teh tasik, bukan puncak.
kalo dari bandung lewat puncak mah jalur mau ke Jakarta......
maksute saya teh tasik, bukan puncak.
kalo dari bandung lewat puncak mah jalur mau ke Jakarta......
danysyahban
12-12-2007, 08:21
Nuansa romantika tidak ditolak oleh Islam. Namun pengemas secara sopan dan beradab bisa menjadikan musyik itu memiliki kesejukan dan kesan yg baik. Tidak binal dan liar.
Nah, bisakah dangdut kini berulang seperti itu.....?
hhhmmmm..... :mandir: gimana yah....:koran:
Ane sendiri klo melihat perkembangan musik dangdut kembali
ke kiprahnya seperti dulu itu tergantung artis-artinsnya.
Yang jadi "trendsetter" kan mereka, ato dari member MyQ disini ada yg mau jadi volunteer gitu? :jaim:
Klo ane terus terang cuman bisa Anjung menggong-gong kapilah berlalu,
Lagipula bidang entertainment ini gak jauh dari bisnis dan bisnis ujung-ujungnya duit.
Akhi mungkin sudah sangat hapal ato sering denger kalo di Karnaval Ancol sering ada pertunjukan
musik kan. Nah ntu tuh lagunya kebanyakan dangdut dan dangdutnya bisa dibilang erotis(karena gak jauh2 dari bergoyang).
Setiap ada event tentu harus mengeluarkan biaya, nah biayanya ini dijadikan "komoditi" yg lumayan bagi segelintir orang.
Meski harus merogoh saku mereka untuk menonton pertunjukan itu.
Toh masyarakat awam kita memang menikmatinya dan tidak meresa rugi.
Karena ingin menikmati lagu-lagu dari artis yg mereka kagumi dan "fresh graduated" dari acara2 di TV
yang bisa dibilang tidak dari mereka semua adalah trendsetter.
Ane seh cuman bisa menunggu and berdoa aja, klo dangdut bisa lebih "sopan". ::)
Karena the man behind the scence adalah artis-artis itu sendiri.
Wallahua'alam......
Wassalamu'alaikum
NB: MoD and sahabat2, bila ada comment yg kurang enak didenger and dilihat.
Ane manusia and manusia adalah sumbernya kesalahan. Mohon koreksinya yah.... :malu:
Nah, bisakah dangdut kini berulang seperti itu.....?
hhhmmmm..... :mandir: gimana yah....:koran:
Ane sendiri klo melihat perkembangan musik dangdut kembali
ke kiprahnya seperti dulu itu tergantung artis-artinsnya.
Yang jadi "trendsetter" kan mereka, ato dari member MyQ disini ada yg mau jadi volunteer gitu? :jaim:
Klo ane terus terang cuman bisa Anjung menggong-gong kapilah berlalu,
Lagipula bidang entertainment ini gak jauh dari bisnis dan bisnis ujung-ujungnya duit.
Akhi mungkin sudah sangat hapal ato sering denger kalo di Karnaval Ancol sering ada pertunjukan
musik kan. Nah ntu tuh lagunya kebanyakan dangdut dan dangdutnya bisa dibilang erotis(karena gak jauh2 dari bergoyang).
Setiap ada event tentu harus mengeluarkan biaya, nah biayanya ini dijadikan "komoditi" yg lumayan bagi segelintir orang.
Meski harus merogoh saku mereka untuk menonton pertunjukan itu.
Toh masyarakat awam kita memang menikmatinya dan tidak meresa rugi.
Karena ingin menikmati lagu-lagu dari artis yg mereka kagumi dan "fresh graduated" dari acara2 di TV
yang bisa dibilang tidak dari mereka semua adalah trendsetter.
Ane seh cuman bisa menunggu and berdoa aja, klo dangdut bisa lebih "sopan". ::)
Karena the man behind the scence adalah artis-artis itu sendiri.
Wallahua'alam......
Wassalamu'alaikum
NB: MoD and sahabat2, bila ada comment yg kurang enak didenger and dilihat.
Ane manusia and manusia adalah sumbernya kesalahan. Mohon koreksinya yah.... :malu:
Shiro_yuki
12-12-2007, 08:41
Jadi inget perkataan my mommy, "lihat, kalo acara pengajian yang ikutan ga sampe berdesak2an, bahkan yg datang jg itu2 saja. Tapi lihat kalo konser dangdut, mau hujan badai juga tetep didatengin dan full tempatnya juga.."
emang neraka itu kalo di dunia terlihat lebih indah >:D
emang neraka itu kalo di dunia terlihat lebih indah >:D
bY-U
12-12-2007, 09:22
Hmm... :hmmm: sekedar meringkas, or lebih tepatnya mengulang :jaim:
Dangdut pada dasarnya bukan permasalahan, yang menjadikannya negatif adalah:
1. Lirik yang menimbulkan syahwat
-> malah sy pernah denger sekilas di penjualan CD kaset yg dipinggir jalan, musiknya dangdut tapi liriknya cuma desahan2 sang penyanyi.
2. Penampilan penyanyi dangdut tmsk aksi panggungnya yang erotis
-> kalo orang sekarang bilang, dangdut tanpa goyangan bagai nasi goreng tanpa kecap
3. Penonton konser dangdut yang dekat dg miras, sawer, berantem, dll
-> tanpa bermaksud mengeneralisir.
Yang bisa kita lakukan:
1. Dari diri sendiri ; saya yakin kebanyakan dr kita ga hoby ma dangdut, so it's no problem. Tapi yang emang hoby berat ma dangdut :wataw:, silahkan selektif dalam mengkonsumsinya
2. Keluarga ; bina keluarga...gitu aja (soalnya sy belum b'keluarga, red nikah :malu: )
3. Masyarakat ; kalo di kampung mo ngadain acara musik, masuklah mnjdi panitia, shg bisa menghindarkan dari konser2 yg bnyk mudharatnya seperti dangdut. Kalo emang kepaksa ngadain konser dangdut, cari penyanyi yg berjilbab dan diusahakan menyanyikan dg rilik2 religy... (biar jadi nasyid sekalian :hihi: )
Dangdut pada dasarnya bukan permasalahan, yang menjadikannya negatif adalah:
1. Lirik yang menimbulkan syahwat
-> malah sy pernah denger sekilas di penjualan CD kaset yg dipinggir jalan, musiknya dangdut tapi liriknya cuma desahan2 sang penyanyi.
2. Penampilan penyanyi dangdut tmsk aksi panggungnya yang erotis
-> kalo orang sekarang bilang, dangdut tanpa goyangan bagai nasi goreng tanpa kecap
3. Penonton konser dangdut yang dekat dg miras, sawer, berantem, dll
-> tanpa bermaksud mengeneralisir.
Yang bisa kita lakukan:
1. Dari diri sendiri ; saya yakin kebanyakan dr kita ga hoby ma dangdut, so it's no problem. Tapi yang emang hoby berat ma dangdut :wataw:, silahkan selektif dalam mengkonsumsinya
2. Keluarga ; bina keluarga...gitu aja (soalnya sy belum b'keluarga, red nikah :malu: )
3. Masyarakat ; kalo di kampung mo ngadain acara musik, masuklah mnjdi panitia, shg bisa menghindarkan dari konser2 yg bnyk mudharatnya seperti dangdut. Kalo emang kepaksa ngadain konser dangdut, cari penyanyi yg berjilbab dan diusahakan menyanyikan dg rilik2 religy... (biar jadi nasyid sekalian :hihi: )
MATRIX
12-12-2007, 12:08
dari zaman baheula yang kaya gituan mah di Indon juga dah ada bro...
dari yang namnya Tayub..Ledek..ampe goyang jaipong karawang lebih "ganas" daripada goyang dangdut sekarang..
cuman bedanya jaman daulu..
yang kaya gituan cuman ada di kampung terutama daerah pantura..
dan gak dixpose habis2an kaya sekarang...
maklum zaman Orde baru... ::)
:D
wew, angku kereta_angin telah menyalik-nyalik pula disini, apa yang angku kecatkan itu betul. erotisme sudah ada sejak zaman kuda gigit besi :D
yang awak mukasutkan dari dulu hingga kini, yang namanya maksiat itu plus dengan erotisme sudah bertambah macam-ragamnya begitu mukasut awak palagi masakini adalah masa akhir zaman ngku ^-^
dari yang namnya Tayub..Ledek..ampe goyang jaipong karawang lebih "ganas" daripada goyang dangdut sekarang..
cuman bedanya jaman daulu..
yang kaya gituan cuman ada di kampung terutama daerah pantura..
dan gak dixpose habis2an kaya sekarang...
maklum zaman Orde baru... ::)
:D
wew, angku kereta_angin telah menyalik-nyalik pula disini, apa yang angku kecatkan itu betul. erotisme sudah ada sejak zaman kuda gigit besi :D
yang awak mukasutkan dari dulu hingga kini, yang namanya maksiat itu plus dengan erotisme sudah bertambah macam-ragamnya begitu mukasut awak palagi masakini adalah masa akhir zaman ngku ^-^
BalasHapus✔ obat kuat sex
✔ obat pembesar penis
✔ obat perangsang wanita
✔ produk kesehatan
✔ sex toys pria
✔ sex toys wanita
✔ obat pelangsing badan